KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan sebuah masalah serius yang dapat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kesehatan mental korban. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus KDRT di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dampak KDRT terhadap kesehatan mental korban sangatlah besar. Menurut dr. Ani, seorang psikiater terkemuka, korban KDRT seringkali mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan trauma psikologis. “KDRT bukan hanya meninggalkan bekas fisik, tetapi juga luka yang dalam di dalam pikiran dan hati korban,” ujar dr. Ani.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia juga menunjukkan bahwa korban KDRT cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental, bahkan hingga jangka panjang. “Stres kronis akibat KDRT dapat menyebabkan gangguan mental yang serius pada korban, seperti gangguan tidur, gangguan makan, dan bahkan gangguan kepribadian,” ungkap Prof. Budi, seorang psikolog klinis.
Bukan hanya itu, menurut Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, korban KDRT juga seringkali mengalami isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan korban merasa terpinggirkan dan tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya dukungan yang komprehensif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, hingga masyarakat luas. “Penting bagi kita semua untuk tidak membiarkan KDRT terus terjadi di sekitar kita. Kita harus bersatu untuk memberikan perlindungan dan dukungan kepada korban KDRT,” tutur Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA).
Dengan upaya yang terkoordinasi dan komprehensif, diharapkan kasus KDRT dapat diminimalisir dan korban dapat mendapatkan perlindungan serta pemulihan yang layak. Kesehatan mental korban KDRT sangatlah penting dan harus menjadi perhatian utama kita sebagai masyarakat yang peduli terhadap sesama.